6 Partai Yang Anti Pengungsi

30/12/2023 10:08 WIB

post-img

Masalah pengungsi kembali menghangat belakangan waktu. Sejumlah mahasiswa di Aceh melakukan pengusiran kepada pengungsi Rohingnya. Perdebatan lantas menyeruak di media sosial. Seperti biasa, netizen terbelah, kubu pro dan kontra. Masing-masing berdiri dengan argumennya.

Saat Timur Tengah sedang dilanda perang, di Iraq, Libya, dan Suriah, isu pengungsi juga berkecamuk di Benua Biru. Puluhan ribu orang Arab pergi menuju Eropa, mencari tempat aman. Publik negara yang dituju pun terpecah. Secara diametral kedua blok mewakili slogan yang bertentangan: 'Refugees Welcome' versus 'Refugees Not Welcome'

Di Eropa sendiri terdapat partai-partai politik yang memiliki platform anti pengungsi dan  imigran yang mencolok. Diantara partai-partai ini berada di spektrum 'kanan jauh' (far right). Kadang-kadang mereka menyebarkan semangat xenophobik yang telanjang. Tak jarang itu sinonim dengan rasisme dan proto-fasisme. 

Berikut diantara 6 partai tersebut :


1. Rassemblement National, Prancis

Mungkin ini partai penentang imigran dan anti pengungsi paling populer seantero Eropa. Sebelum mengubah nama pada 2018, mereka kondang dengan sebutan Front Nasional (FN). Tokoh terkemuka dari partai sayap kanan ini yaitu bapak dan putrinya sendiri, Jean-Marie Le Pen dan Marine Le Pen. Sewatak ayah kandungnya, Marine Le Pen sosok politikus yang lantang. 

Bukan cuma menyerang kebijakan pengungsi dan imigran di negerinya, Marine tak segan mencemooh keterbukaan Kanada terhadap pengungsi. Dia melabelinya sebagai 'kegilaan'. Pada debat tv tahun 2017, Le Pen tak segan menunjukkan semangat Islamophobia yang ditujukan ke pengungsi Timur Tengah. "Sekarang kita mempunyai Islamis radikal di negara kita. Prancis adalah universitas bagi para jihadis", sebutnya.


2. PVV, Belanda

Lagi-lagi sayap kanan. Kali ini berasal dari negeri kincir angin, Belanda. Partij voor de Vrijheid  (Partai untuk Kebebasan) terbilang berumur muda. Baru berdiri pada tahun 2006. Pemimpinnya Geert Wilders, figur kontroversial. Wilders berkali didakwa tindakan penghasutan. Dituduh melakukan aksi kriminal yang menghina kelompok agama dan etnis, serta menghasut kebencian dan diskriminasi.

Pada pemilu 22 November 2023, seperempat pemilih Belanda memberikan suara untuk PVV. Dalam sebuah kampanye, Wilders secara terbuka bertanya kepada massa. "Aku bertanya kepada mu: apakah kamu ingin, di kota ini, dan di Belanda, lebih banyak atau lebih sedikit orang Maroko?". Pendukung PVV menyahut, "Lebih sedikit, lebih sedikit, lebih sedikit”.  Wilders lantas menimpali, “Kalau begitu kami akan membereskannya!”


3. Lega Nord, Italia

Di Italia, Lega Nord (Liga Utara) memiliki sejarah yang terang terkait politik anti-imigrasi dan anti-pengungsi. Pada pemilu 2018 mereka berjanji akan melakukan deportasi massal kepada pencari suaka Afrika. Mereka berniat memaksa sekitar 400.000 migran kembali ke negara asal seperti Nigeria, Tunisia, dan Maroko. Banyak yang meragukan janji kampanye itu realistis untuk dilakukan. Tetapi itu tak menghentikan Liga Utara.

Partai ini, sesuai namanya, memupuk kuat kebanggaan identitas Italia utara, sebuah wilayah yang lebih makmur. Bukan hanya anti pengungsi dan imigran, Lega Nord telah lama mempertahankan sikap anti Italia selatan. Anggota partai diketahui menentang migrasi besar-besaran dari Italia selatan ke kota-kota di utara. Secara terang-terangan mereka menstereotipkan penduduk selatan sebagai penggerogot kesejahteraan, kriminal dan merugikan masyarakat utara. 


4. Alternative für Deutschland, Jerman

Dalam rumpun keluarga partai politik Eropa, 'Alternatif untuk Jerman' masuk dalam blok sayap kanan, bahkan cenderung 'kanan jauh'. Pada pandangan politiknya, AfD mendeskripsikan identitas nasional Jerman tengah berada di bawah ancaman. Itu terjadi akibat langsung dari integrasi Eropa, serta imbas kehadiran imigran dan pengungsi di Jerman. 

Alternatif untuk Jerman merupakan 5 besar partai terkuat di negerinya. Jajak pendapat pertengahan tahun ini menunjukkan penguatan tren dukungan terhadap AfD. Mereka dipercaya akan menempel Partai Sosial Demokrat di posisi kedua. Badan intelijen Jerman menggambarkan 'Junge Alternative für Deutschland' (Alternatif Muda untuk Jerman), -sayap pemuda AfD-, sebagai kelompok ekstrimis. Gerombolan pemuda penyebar konsep rasialis dalam masyarakat yang multikultural.


5. Finns Party, Finlandia

Finns Party (Partai Finlandia) tengah naik daun. Di pemilu parlemen 2 April 2023 lalu, mereka berhasil menyodok ke urutan kedua. Finns melewati raihan suara Partai Sosial Demokrat yang sebelumnya merupakan partai berkuasa. Dengan menempatkan 46 delegasi di parlemen, jumlah itu menjadi rekor pencapaian sejak partai berdiri di tahun 1995. Saat ini Finns berada dalam koalisi pemerintah, yang dipimpin Perdana Menteri Petteri Orpo dari Partai Koalisi Nasional.

Pengamat menyebut pemerintahan baru saat ini sebagai pemerintahan paling kanan dalam sejarah Finlandia. Partai Finlandia mengendalikan tujuh kementerian. Retorika anti-migran menjadi inti dari janji pemerintah baru untuk memangkas dana kesejahteraan sosial. Finns  juga mencoba untuk mengendurkan komitmen iklim. Pengaruh mereka di koalisi pemerintah terasa begitu kental. Finns katalisator utama wajah Finlandia yang bergerak jauh ke kanan.


6. Dansk Folkeparti, Denmark

Masih dari kawasan Nordik. Partai yang bernama indah: Partai Rakyat Denmark, tetapi tidak dengan kelakuan politiknya. Mereka biasa dilafalkan dengan inisial DF. Lazim diketahui, DF menentang imigrasi secara terbuka. Partai tersebut berpendapat bahwa Denmark pada dasarnya bukan negara imigrasi . DF tidak menerima transformasi multietnis di Denmark. Semua upaya yang secara gigih menolak multikulturalisme akan mereka amalkan dan sokong.  

Sudah jelas mereka memiliki wajah tak bersahabat terhadap pengungsi. Mantan pemimpin partai Pia Kjærsgaard menyatakan "tidak ingin Denmark menjadi masyarakat multietnis dan multikultural".  Denmark yang multietnis baginya akan menjadi 'bencana nasional'. Aroma pemurnian ras terasa kental dalam platform dan penjurubicaraan partai yang didirikan ulang tahun 1995 tersebut. Selama beberapa dekade, Denmark dikenal luas sebagai salah satu pemeluk kebijakan anti-imigran yang keras. Di sana, DF menjadi barisan pelopornya.

 

Di seluruh dunia, partai-partai buruh cum berbasis kelas pekerja, selalu terdepan melawan semangat sektarian seperti di atas. Menjadi ganjil apabila partai kelas pekerja justru mengarahkan telunjuk ke TKA, pengungsi, atau imigran secara keseluruhan. Demikianlah khitahnya dimana saja. Sebuah solidaritas kelas universal.


Penulis : Adityo Fajar - Ketua Kaderisasi dan ideologi Partai Buruh