Awal Februari lalu, beredar video viral di Tik-Tok seorang buruh perempuan berdebat dengan atasannya di pabrik lantaran ia tidak terima dikatakan "gila" oleh atasannya. Perempuan itu bernama Erma Oktavia. Selain tidak terima atas kata-kata kasar sang atasan, video tersebut juga mengungkap fakta bahwa di tempatnya bekerja juga terjadi pelanggaran jam kerja yang akut. Buruh "dipaksa" bekerja melebihi jam kerja resmi, bahkan sampai long-shiff pulang dini hari, tetapi upah yang diterima tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Sehari sebelum kejadian video tersebut, Erma dibuat kesal dan kecewa oleh atasan karena dia dipersulit dalam mendirikan organisasi serikat pekerja. Saat ia melayani pendaftaran anggota serikat di luar jam kerja, buruh yang mendaftar dibentak dan disuruh masuk kerja lagi. Kemudian Erma diusir, dikatai "gila". Esok harinya, Erma bertanya ke atasan salah dia apa, salahnya di mana? Saat ia bertanya inilah yang divideokan hingga viral di Tik Tok.

Menariknya, selain pengurus serikat pekerja, Erma Oktavia adalah Ketua Bidang Agitasi dan Propaganda Exco Partai Buruh Kabupaten Grobogan. Langkah berani Erma bukan tanpa konsekuensi. Mengingat Erma adalah buruh kontrak yang belum genap 1 tahun bekerja. Sesuatu yang patut diapresiasi.