6 Peristiwa Bersejarah Di Bulan Januari

09/01/2024 13:01 WIB

post-img

Pada awal tahun 2000-an, selaur lagu pop mempopuler di kawula muda. Judulnya 'Januari'. Dibawakan mendiang Glenn Fredly lewat suara beroktaf tinggi. 'Sadboy' dan 'Sadgirl' di zaman itu akur melantunkannya. Mereka menanak lara hati akibat berpisah dengan kekasih, sembari melafalkan bait, "kisah kita berakhir, di Januari".

Berkebalikan dari bunyi tembang melankolis Glenn Fredly, berbagai peristiwa akbar justru bermula di bulan Januari. Dus, kalender bulan pertama merekam adegan besar di panggung dunia. Rona-rona peristiwa muncrat. Dari robohnya kediktatoran, meletupnya protes mahasiswa, hingga datangnya arus pasang revolusi. 

Berikut 6 peristiwa bersejarah di bulan Januari :


1. Meletusnya Malapetaka 15 Januari (Malari)


"Peristiwa Limabelas Januari 1974 membuka topeng siapa sebetulnya rezim Soeharto. Titik awal kebangkitan otoritarianisme", begitu tulis Historia, walau tak sepenuhnya akurat. Peristiwa Malari merupakan demonstrasi mahasiswa dan pelajar yang berujung kerusuhan massal di ibukota. 

Aksi protes tersebut dilakukan bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Kakuei Tanaka ke Jakarta. Demonstran menentang rencana investasi besar-besaran Jepang. Protes di bulan Januari itu diberangus dengan kekerasan. Laporan resmi menyebut, 11 orang tewas, 300 orang luka luka, dan 775 orang ditahan. 

Malari juga menandai rivalitas dua jenderal : Soemitro kontra Ali Moertopo. Tokoh sentral mahasiswa, seperti Hariman Siregar, Aini Chalid dan Judilhery Justam diciduk pasca Malari. Beberapa media massa dicabut izin terbitnya. Soeharto menegaskan wajah opresif dari kekuasaannya, watak yang akan berkepanjangan hingga 24 tahun kemudian. 


2. Titik Awal Arab Spring Di Tunisia


Pada 6 Januari 2011, 95% dari 8.000 pengacara Tunisia melancarkan pemogokan. Sedangkan api sesungguhnya telah dinyalakan sejak bulan Desember. Saat pedagang kaki lima berusia 26 tahun, Mohamed Bouazizi, melakukan aksi bakar diri. Aksi Bouazizi dipicu oleh penyitaan barang dagangan dan penghinaan yang diterimanya oleh aparatus kota. 

Kematian Bouazizi menjadi katalis kemarahan publik. Selama 28 hari, terutama di bulan Januari, perlawanan sipil intensif merebak seantero Tunisia. Kemarahan rakyat terakulumasi akibat kondisi ekonomi yang buruk dan ragam problem sosial politik. Federasi Serikat Buruh Tunisia melancarkan protes di Gafsa, dan berakhir bentrok. Makin waktu, intensitas unjuk rasa makin padat, kekerasan berulang hampir di setiap momen mobilisasi massa.

Pada 14 Januari, penguasa Tunisia, Ben Ali, mengumumkan pembubaran pemerintahannya. Pria yang berkuasa hampir seperempat abad itu pergi bersama keluarganya menuju Jeddah, Arab Saudi. Apa yang terjadi di Tunisia menjadi titik picu dari peristiwa historis kawasan. Yang dikenal sebagai Musim Semi Arab (Arab Spring).


3. Minggu Berdarah di St. Petersburg


Dalam beku musim dingin saat fajar menjelang, Minggu 22 Januari 1905, ribuan pekerja yang mogok dan keluarga mereka mulai berkumpul di enam titik di pinggiran St. Petersburg. Pendeta Georgy Gapon memimpin barisan ini bergerak  menuju Istana Musim Dingin Tsar Rusia. Massa menuntut perbaikan nasib, dengan tetap menunjukkan kepatuhan pada Tsar. 

Simbol keagamaan dan lagu pujaan kepada Tsar dilantunkan. Pendek kata, demonstran berharap membuka kebijaksanaan hati Nikolay Romanov agar berbelas kasih kepada nasib kaum papa. Dan belas kasih itu tak kunjung datang, sebaliknya peluru lah yang dihadiahkan. Di Gerbang Narva, kepala keamaanan memerintahkan penembakan. Ratusan orang tewas. Ada yang menyebutnya ribuan.

Akibat langsung dari Minggu Berdarah, gerakan pemogokan menyebar ke seluruh negeri. Pemogokan terjadi di luar St. Petersburg. Di Moskow, Warsawa, Riga, Vilna, Kovno, Reval, Tiflis , Baku dan Batum. Hampir sejuta buruh mogok selama bulan Januari. Minggu Berdarah menjadi landasan pacu, bagi apa yang terjadi 12 tahun kemudian: Revolusi Oktober Rusia 1917.


4. Datangnya Mata Uang Tunggal


Dua puluh negara, menggunakan mata uang yang sama. Dan itulah yang terjadi sebagai salah satu buah dari Perjanjian Maastricht. Mata uang Euro diperkenalkan dalam bentuk non-fisik/giral pada tengah malam di tanggal 1 Januari 1999. Tujuh tahun selepas Perjanjian. Uang kertas dan koin Euro kemudian dipakai sejak 1 Januari 2002. 

Tanda mata uang euro (€) dirancang setelah dilakukan survei publik yang luas. Mulanya ada 30 usulan logo, lalu dipersempit 10, lantas menjadi 2 saja. Presiden Komisi Eropa saat itu (Jacques Santer) dan Komisaris Eropa yang bertanggung jawab atas masalah Euro (Yves-Thibault de Silguy) kemudian memilih desain pemenang. Jadilah logo yang dikenal luas sekarang, walau kebanyakan kita mungkin tak pernah menyentuh uangnya.

Kini, 344 juta warga tercakup dalam mata uang Euro. Ia mata uang dengan cadangan terbesar kedua, serta paling banyak diperdagangkan di dunia setelah dolar Amerika. Walau begitu, bahkan sebelum Brexit, Inggris merupakan negara anggota Uni Eropa paling menonjol yang memilih tidak menggunakan Euro. 


5. Saat Kaum Barbudos Memasuki Havana


Bersama barisan gerilyawan perempuan, pria-pria brewokan memasuki Havana. Mereka biasa disebut 'Barbudos', istilah untuk kaum revolusioner berjanggut. Adalah 7 Januari 1959 waktunya, dan ibukota telah jatuh ke pihak pemberontak. Sehari kemudian Fidel Castro, El Comandante, pergi ke Ciudad Libertad. Pangkalan militer yang dua pekan sebelumnya masih dibawah kendali diktator Batista. 

Di sana, Fidel menyampaikan pidato kemenangan. Dari balik podium Fidel menceritakan tahun-tahun yang mendahului revolusi. Seekor merpati putih mendarat di bahunya. Dua ekor lainnya melayang di sekitar panggung. Orang-orang lantas menautkannya dengan keyakinan dalam ajaran Santeria. Pria dengan merpati putih di pundak merupakan 'utusan Tuhan'. 

Memenangkan Revolusi di usia muda, itulah yang sungguh-sungguh terjadi. Fidel Castro baru berumur 32 tahun, Raul Castro 27 tahun, Che Guevara 30 tahun, dan Vilma Espin masih gadis berusia 28 tahun. Sejak revolusi mengambil alih Kuba, 'halaman belakang' Amerika itu tak pernah lagi sama. Selanjutnya adalah sejarah perseteruan Washington dan Havana yang berlarut-larut. Hingga kini.


6. Wafatnya Seorang Ilmuwan


Galileo saintis pelampau zaman. Thesisnya merecoki keyakinan tua yang disucikan. Galileo orang berilmu. Matematikawan, astronom, dan fisikiawan modern. Rumusannya yang memperkuat Teori Heliosentris dari Copernicus, (bahwa matahari pusat tata surya, -dan bukan bumi) membuat Gereja murka. Dia sontak difatwa sesat.

Galileo dipaksa melakukan pertobatan di muka umum. Selanjutnya, dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Namun karena pertimbangan usia, hukuman itu dilunakkan menjadi tahanan rumah. Galileo pun berhenti menyebarkan ajarannya. Ia mesti menghabiskan sisa hidup dikurung dalam tahanan rumah.

Butuh lebih dari 300 tahun bagi Gereja untuk mengakui kebenaran Galileo dan membersihkan namanya dari stempel kesesatan. Demikianlah, kejeniusan datang lebih cepat ketika kebanyakan pihak belum siap. Pada 8 Januari 1642, Galileo meninggal di usia 77 tahun. Kali ini seperti lagu Glenn Fredly, kisah ilmuwan besar, berakhir di Januari.

Penulis : Adityo Fajar - Ketua Kaderisasi dan Ideologi Partai Buruh