Menolak Kampanye Kun Fayakun

18/01/2024 08:15 WIB

post-img

Belakangan ini, menjelang Pemilihan Umum bulan Februari yang akan datang, berbagai kampanye dari partai politik peserta Pemilu berseliweran. Seringkali kampanye dilakukan dengan menebarkan janji agar calon pemilih tertarik untuk memilih partai politik tersebut. Tidak jarang janji-janji kampanye yang diumbar sangat bombastis, mengawang-awang, bahkan tidak masuk akal, seperti contoh-contoh di atas.

Bagaimana sebuah partai politik dapat menjanjikan harga-harga murah jika partai tersebut memenangkan Pemilu? Tidak dijelaskan mekanisme perundang-undangan apa yang akan diubah sehingga partai tersebut dapat menurunkan harga-harga jika nanti terpilih menempati kursi parlemen, ataupun kebijakan-kebijakan konkret yang akan dilakukan untuk menggratiskan BBM bagi rakyat banyak. Yang ada hanyalah janji kosong nan bombastis yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

Model kampanye seperti ini dapat disebut sebagai metode “kampanye kun fayakun”—yaitu kampanye yang irasional, tidak logis, dan tidak ilmiah. Kampanye seperti ini meninabobokan pemilih dengan janji-janji yang fantastis tanpa menjelaskan cara mewujudkan janji-janji tersebut. Yang ada hanyalah “kun fayakun”—jika partai politik tersebut berkata “jadilah” (misalnya: “gratiskan BBM!”), maka seolah-olah hal itu pasti akan terjadi dalam sekejap mata.

Kampanye seperti ini adalah metode kampanye yang tidak bertanggung jawab, bahkan berbahaya bagi demokrasi kita. Partai politik memiliki peranan yang penting untuk memberikan pendidikan politik bagi segenap rakyat Indonesia, bukan hanya menyuapi rakyat dengan janji-janji bombastis belaka. Janji-janji yang diberikan partai politik pada pemilih harus didasari oleh analisis yang mendalam tentang kebutuhan dan aspirasi rakyat.

Partai politik jangan hanya membuka mulut untuk berjanji, namun juga membuka telinga untuk mendengar keluh kesah dan aspirasi masyarakat. Partai Buruh dengan gamblang menolak metode kampanye yang tidak bermutu seperti “kampanye kun fayakun” ini. Sejak awal berdirinya, Partai Buruh merancang program kerja dan perjuangan partai berdasarkan aspirasi rakyat pekerja.

Dengan demikian, seluruh komitmen politik Partai Buruh pun berakar dan bertumbuh dari keinginan rakyat pekerja juga. Bukannya mengobral janji fantastis yang kosong, Partai Buruh justru memberikan komitmen politik yang terukur dan ilmiah yang digali dari aspirasi masyarakat, misalnya merevisi Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja, menggratiskan BPJS Kesehatan, dan mengangkat guru honorer menjadi PNS.

Kampanye Partai Buruh adalah kampanye yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat, karena Partai Buruh adalah partai politik yang berasal dari rakyat pekerja dan hidup bersama rakyat pekerja pula. Marilah kita bersama-sama memenangkan Partai Buruh, agar demokrasi kita dapat terus berkembang menjadi akuntabel dan berkemajuan!

Ditulis oleh: Jonathan Siborutorop, Mahasiswa UNSW Sydney, Australia