Said Iqbal: Kelas Pemodal Cari Keuntungan, Kelas Buruh Cari Jaminan Sosial

29/05/2022 13:31 WIB

post-img

--Sebaran Berita Said Iqbal dan Partai Buruh Dari Berbagai Media--

TEMPO.COJakarta - Presiden Partai Buruh Said Iqbal menuntut pemerataan kekayaan yang adil kepada para buruh dalam bentuk jaminan sosial dalam aksi May Day Fiesta di depan gedung DPR/MPR RI dan stadion Gelora Bung Karno (GBK) hari ini, Sabtu, 14 Mei 2022.

Partai Buruh, kata Iqbal, berorientasi atau bertujuan pada negara sejahtera yang memang berkonstituen kelas para pekerja. Partai Buruh berdiri pada basis kelas pekerja yang bertujuan menciptakan negara sejahtera.

“Kami bukan untuk konfrontasi. Kelompok kami minta agar kelas pekerja juga menjadi penting. Secara sederhana kamu boleh tidak kaya, tetapi kamu tidak boleh miskin. Oleh karena itu, kami menuntut redistribusi aset kekayaan yang adil dan merata,” kata Said Iqbal saat konferensi pers di stadion GBK, 14 Mei 2022.

Redistribusi kekayaan itu, tutur Iqbal, dalam bentuk jaminan sosial, di mana ini adalah basis yang berakar dari sila kedua dan kelima Pancasila. Ia mengatakan seluruh dunia tidak akan memiliki keadilan sosial apabila tidak ada jaminan sosial. Oleh karena itu, Partai Buruh berorientasi pada jaminan sosial.

“No social justice for all Indonesian people without social security. Kalau kelas pemodal cari keuntungan, kelas pekerja cari jaminan sosial,” kata dia.

Ia mengatakan saat ini negara sudah menyediakan beberapa jaminan sosial seperti jaminan kesehatan, kematian, kecelakaan kerja. Namun Partai Buruh ingin negara menjamin keutuhan sosial lain, seperti pendidikan, makanan, air bersih, perumahan, dan jaminan pengangguran.

“Redistribusi kekayaan yang adil dan merata untuk makanan. Tidak boleh ada orang kelaparan di negeri kaya ini,” kata dia.

Iqbal menuturkan berdirinya Partai Buruh juga bertujuan sebagai political bargain ke parlemen sehingga bisa menyalurkan agenda tersebut. Aksi hari ini, yang disebut May Day Fiesta, menjadi titik awal sekitar 50 ribu buruh untuk menyuarakan tuntutan itu. Adapun 18 tuntutan Partai Buruh dalam aksi ini antara lain:

1. Tolak Omnibus law UU Cipta Kerja.

2. Turunkan harga bahan pokok (minyak goreng, daging, tepung, telur, dll), BBM, dan gas.

3. Sahkan RUU PPRT, tolak revisi UU PPP, tolak revisi UU SP/SB.

4. Tolak upah murah.

5. Hapus outsourcing.

6. Tolak kenaikan pajak PPn.

7. Sahkan RPP Perlindungan ABK dan Buruh Migran.

8. Tolak pengurangan peserta PBI Jaminan Kesehatan.

9. Wujudkan kedaulatan pangan dan reforma agraria.

10. Stop kriminalisasi petani.

11. Biaya pendidikan murah dan wajib belajar 15 tahun gratis

12. Angkat guru dan tenaga honorer menjadi PNS.

13. Pemberdayaan sektor informal.

14. Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 190 tentang Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja.

15. Driver ojek online adalah pekerja, bukan mitra kerja yang tidak jelas hubungan kerjanya.

16. Laksanakan Pemilu tepat waktu 14 Februari 2024 secara jurdil dan tanpa politik uang.

17. Redistribusi kekayaan yang adil dengan menambah program jaminan sosial (jaminan makanan, perumahan, pengangguran, pendidikan, dan air bersih).

18. Tidak boleh ada orang kelaparan di negeri yang kaya.

Partai Buruh menggelar aksi 14 Mei ini di GBK setelah berkoordinasi dengan kepolisian Mabes Polri, Polda Metro Jaya, dan Sekretariat Negara. Awalnya estimasi massa buruh direncanakan 100 ribu, namun menjadi 50 ribu orang dengan syarat protokol kesehatan dan wajib booster.

“Itulah kesepakatan akhirnya boleh menggunakan GBK,” kata Said Iqbal.

 

Reporter: Eka Yudha Saputra

Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat

Sabtu, 14 Mei 2022 16:51 WIB

Sumber: Tempo.co